Vaksin Penting, Sebelum Pergi Haji
Kabar gembira bagi calon jamaah haji atau umrah. Vaksin meningitis terbaru sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI dan akses mendapatkannya pun diperbanyak oleh pemerintah.
Keliru jika Anda berfikir vaksin hanya berguna untuk diri sendiri sebab vaksin juga melindungi orang-orang di sekitar Anda, termasuk keluarga di rumah. Begitu juga ketika Anda berfikir bahwa hanya anak-anak yang memerlukan vaksin. Orang dewasa apalagi yang sudah lanjut usia, justru membutuhkan vaksin. Salah satunya vaksin untuk bepergian yang berguna ketika seseorang menunaikan ibadah haji dan umrah.
Keliru jika Anda berfikir vaksin hanya berguna untuk diri sendiri sebab vaksin juga melindungi orang-orang di sekitar Anda, termasuk keluarga di rumah. Begitu juga ketika Anda berfikir bahwa hanya anak-anak yang memerlukan vaksin. Orang dewasa apalagi yang sudah lanjut usia, justru membutuhkan vaksin. Salah satunya vaksin untuk bepergian yang berguna ketika seseorang menunaikan ibadah haji dan umrah.
Meningokokus yang Mematikan
Penyakit meningokokus yang disebabkan oleh bakteri Neissaria meningitidis rentan menular kala jamaah menunaikan ibadah haji atau umrah. "Penyakit meningokokus menjadi salah satu perhatian dalam bidang travel diseases," ucap Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPDKAI, FACP., Ketua Satgas Imunisasi PAPDI-IDI, yang ditemui di seminar media "Lindungi Bangsa, Cegah Meningitis" yang diadakan beberapa waktu yang lalu.
Gejalanya mirip penyakit flu sehingga sulit didiagnosis secara dini. Di antaranya demam, muntah-muntah, sakit kepala berat, dan sangat mengantuk. Gawatnya bakteri ini hanya butuh waktu 24 - 48 jam untuk mematikan nyawa seseorang. Kalaupun bertahan hidup, satu dari lima orang akan menderita komplikasi berat ata cacat seumur hidup seperti kerusakan otak, gangguan belajar, kehilangan pendengaran, dan bahkan kehilangan anggota tubuh.
Gejalanya mirip penyakit flu sehingga sulit didiagnosis secara dini. Di antaranya demam, muntah-muntah, sakit kepala berat, dan sangat mengantuk. Gawatnya bakteri ini hanya butuh waktu 24 - 48 jam untuk mematikan nyawa seseorang. Kalaupun bertahan hidup, satu dari lima orang akan menderita komplikasi berat ata cacat seumur hidup seperti kerusakan otak, gangguan belajar, kehilangan pendengaran, dan bahkan kehilangan anggota tubuh.
Terbawa Carrier
Indonesia memang bukan salah satu negara endemis penyakit meningokokus. Afrika Sub-Saharalah wilayah yang memiliki tingkat tertinggi penyakit meningokokus sehingga dijuluki sebagai African meningitis belt. "Jamaah haji dan umrah beresiko tertular dari jamaah lain, terutama jamaah dari Afrika," ujar Samsuridjal.
Jumlah jamaah haji dan umrah cukup tinggi dari Indonesia, sekitar 10 persen dari total jumlah jamaah dari seluruh dunia. Pada 2011, jumlah jamaah umrah diperkirakan mencapai 200 ribu jamaah. "Sementara jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2011 mencapai 223.395 orang," ujar Dr. dr. Julitasari Sundoro dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional.
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya resiko menjadi carrier alias pembawa kuman tapi tidak timbul gejala. "Jumlah ini meningkatkan resiko seseorang terpapar oleh bakteri Neissaria meningitidis meningkat dengan angka prevalensi 5 - 10 persen," ucap Samsuridjal.
Carrier bisa membawa bakteri sampai enam bulan namun kurang dari 1 persen dari carrier yang akan terkena penyakit meningokokus. Para carrier justru tanpa sadar menyebarkan baketri kepada orang-orang di sekelilingnya. Kontak langsung seperti, batuk, bersin, bersalaman, berbicara dan berciuman dengan carrier bisa menularkan penyakit meningokokus ini.
Jumlah jamaah haji dan umrah cukup tinggi dari Indonesia, sekitar 10 persen dari total jumlah jamaah dari seluruh dunia. Pada 2011, jumlah jamaah umrah diperkirakan mencapai 200 ribu jamaah. "Sementara jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2011 mencapai 223.395 orang," ujar Dr. dr. Julitasari Sundoro dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional.
Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya resiko menjadi carrier alias pembawa kuman tapi tidak timbul gejala. "Jumlah ini meningkatkan resiko seseorang terpapar oleh bakteri Neissaria meningitidis meningkat dengan angka prevalensi 5 - 10 persen," ucap Samsuridjal.
Carrier bisa membawa bakteri sampai enam bulan namun kurang dari 1 persen dari carrier yang akan terkena penyakit meningokokus. Para carrier justru tanpa sadar menyebarkan baketri kepada orang-orang di sekelilingnya. Kontak langsung seperti, batuk, bersin, bersalaman, berbicara dan berciuman dengan carrier bisa menularkan penyakit meningokokus ini.
Melindungi Banyak Orang
Yang perlu digarisbawahi, jamaah bisa saja terdan lihat sehat dan baik-baik saja setelah pulang menunaikan ibdah haji atau umrah. Akan tetapi, tanpa disadari mungkin saja ia telah menjadi carrier bakteri penyebab infeksi dari selaput sekeliling otak dan sumsum tulang belakang ini.
Di sinilah pentingnya pemberian vaksinasi meningitis. "Vaksinasi tidak hanya melindungi jamaah haji tetapi juga melindungi orang-orangdi sekelilingnya saat jamaah haji tersebut kembalike daerah asal" tambah Julitasari.
Samsuridjal lalu menambahkan padatnya arus manusia pada saat ibadah haji dan jangka waktu yang cukup lamaselama menunaikan ibadah haji atau umrah menyebabkan penularan infeksi semakin cepat dan semakin sering terjadi. Usia jamaah haji atau umrah yang umurnya sudah tidak muda atau bahkan masih anak-anak juga membuat penyakit ini makin rentan ditularkan.
Di sinilah pentingnya pemberian vaksinasi meningitis. "Vaksinasi tidak hanya melindungi jamaah haji tetapi juga melindungi orang-orangdi sekelilingnya saat jamaah haji tersebut kembalike daerah asal" tambah Julitasari.
Samsuridjal lalu menambahkan padatnya arus manusia pada saat ibadah haji dan jangka waktu yang cukup lamaselama menunaikan ibadah haji atau umrah menyebabkan penularan infeksi semakin cepat dan semakin sering terjadi. Usia jamaah haji atau umrah yang umurnya sudah tidak muda atau bahkan masih anak-anak juga membuat penyakit ini makin rentan ditularkan.
Fakta Vaksin Dewasa
- Vaksin dewasa diantaranya adalah vaksin hepatitis A, vaksin hepatitis B, vaksin tetanus, vaksin MMR, vaksin tifoid, vaksin influenza, vaksin pneumokok, dan vaksin meningitis meningokok.
- Orang dewasa memiliki kemungkinan kematian 100 kali lebih besar karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin dibandingkan anak-anak.
- Vaksin dewasa jarang diperhatikan sebab kurangnya informasi efektivitas, layanan vaksinasi masih terbatas, harga vaksin tidak terjangkau, dan belum didukung pembiayaan asuransi.
- Efektivitas vaksin ditentukan dua hal yaitu pengguna dan penggunaan. Dari sisi pengguna, misalnya vaksin influenza, ia efektif menangkal penyakit flu sebanyak 70 persen berarti sekitar 70 persen orang yang mendapatkan influenza akan terlindung. Dari sisi penggunaannya, jika angkanya rendah misalnya 30 persen, maka angka kematian akan semakin banyak. Oleh karena itu cakupan penggunaan vaksin harus besar agar bisa melindungi lebih banyak orang.
Diwajibkan Arab Saudi
Tingginya resiko dan akibat fatal dari penyakit ini tak pelak membuat pemerintah Arab Saudi mewajibkan siapa pun yang datang ke wilayah Arab untuk mendapatkan vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135 sebelum mengajukan pembuatan visa. Selain jamaah haji atau umrah, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan wisatawan biasa pun harus mendapatkan vaksin ini.
Sayangnya jamaah ahji atau umrah acapkali menekankan surat keterangan tersebut sebagai syarat untuk mandapatkan visa. Tak sedikit pula yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan dokumen ICV (International Certificate Vaccination). "Padahal dengan vaksin ini, kesehatan pribadi jamaah dan keluarganya justru terlindungi," urai Samsuridjal yang sempat mendalami bidang alergi-imunologi ini.
Sayangnya jamaah ahji atau umrah acapkali menekankan surat keterangan tersebut sebagai syarat untuk mandapatkan visa. Tak sedikit pula yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan dokumen ICV (International Certificate Vaccination). "Padahal dengan vaksin ini, kesehatan pribadi jamaah dan keluarganya justru terlindungi," urai Samsuridjal yang sempat mendalami bidang alergi-imunologi ini.
Lebih Mudah Didapat
Segala daya upaya sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah supaya resiko jamaah haji atau umrah menjadi carrier bisa diperkecil. Perwakilan dari Kementerian Kesehatan, dr. H. Andi Muhadir, MPH., menyatakan, "Di antaranya, memperketat pengawasan peredaran dokumen ICV dengan menggunakan security printing dan sistem barcode."
Bahkan sejak 2012, pemerintah getol melakukan perluasan pelayanan vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135. Vaksin yang harus diberikan minimal dua minggu sebelum berangkat haji atau umrah ini tadinya hanya bisa didapatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Tapi, saat ini calon jamaah haji atau umrah bisa mendatangi rumah sakit umum daerah (RSUD) dan rumah sakit umum persahabatan (RSUP) yang sudah ditunujk langsung oleh pemerintah. "Di antaranya RS Persahabatan RSCM, RS RP Soeroso, RS Fatmawati, sehingga aksesnya tidak terlalu jauh," ujar Andi.
Alhasil, menurut Andi, saat ini vaksin meningitis semakin mudah didapatkan. "Untuk naik haji diberikan secara gratis dan tempat pelaksanaannya diperbanyak," tegasnya. Calon jamaah haji umrah juga bisa mendapatkan vaksin di tempat sama namun dikenai biaya.
Bahkan sejak 2012, pemerintah getol melakukan perluasan pelayanan vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135. Vaksin yang harus diberikan minimal dua minggu sebelum berangkat haji atau umrah ini tadinya hanya bisa didapatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Tapi, saat ini calon jamaah haji atau umrah bisa mendatangi rumah sakit umum daerah (RSUD) dan rumah sakit umum persahabatan (RSUP) yang sudah ditunujk langsung oleh pemerintah. "Di antaranya RS Persahabatan RSCM, RS RP Soeroso, RS Fatmawati, sehingga aksesnya tidak terlalu jauh," ujar Andi.
Alhasil, menurut Andi, saat ini vaksin meningitis semakin mudah didapatkan. "Untuk naik haji diberikan secara gratis dan tempat pelaksanaannya diperbanyak," tegasnya. Calon jamaah haji umrah juga bisa mendapatkan vaksin di tempat sama namun dikenai biaya.
Sekilas ICV
ICV (International Certificate Vaccination) adalah dokumen yang didapat calon jamaah haji atau umrah setelah mendapatkan vaksin meningitis meningokok. Pada dokumen tertera nama, alamat, jenis kelamin, jenis vaksin, nomor batch, tanggal penyuntikan, dan nama dokter yang menyuntikkan. ICV merupakan salah satu syarat utama untuk mendapatkan visa dari Kedutaan Arab Saudi.
ICV bisa didapatkan dengan mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan atau instansi pelayanan kesehatan yang ditunjuk langsung pemerintah. Di sana, pemohon akan diminta mengisi formulir permohonan vaksinasi. sebelum vaksin diberikan, pemohon wajib mendapatkan pemeriksaan fisik oleh petugas medis. "Bila tidak ada kontraindikasi maka vaksin diberikan sesuai prosedur," ujar Andi.
Selain pemberian vaksin, buku ICV baru akan diberikan kepada pemohon jika identitas diri dan foto telah dimasukkan ke dalam sistem barcode scanner oleh petugas dan telah ditandatangani pejabat yang berwenang serta disertai stempel.
ICV bisa didapatkan dengan mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan atau instansi pelayanan kesehatan yang ditunjuk langsung pemerintah. Di sana, pemohon akan diminta mengisi formulir permohonan vaksinasi. sebelum vaksin diberikan, pemohon wajib mendapatkan pemeriksaan fisik oleh petugas medis. "Bila tidak ada kontraindikasi maka vaksin diberikan sesuai prosedur," ujar Andi.
Selain pemberian vaksin, buku ICV baru akan diberikan kepada pemohon jika identitas diri dan foto telah dimasukkan ke dalam sistem barcode scanner oleh petugas dan telah ditandatangani pejabat yang berwenang serta disertai stempel.
Sudah Halal
Vaksin untuk penyakit meningokokus yang dipakai saat ini adalah vaksin jenis polisakarida tergonjugasi yaitu vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135. "Vaksin ini merupakan inovasi terdepan yang dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat," kata Julitasari.
Samsuridjal juga menyatakan manfaat vaksin ini lebih baik daripada vaksin polasakarida yang dipakai sebelum tahun 2010. "Vaksin ini memiliki respons imun yang lebih baik dan dapat mengurangi kuman komensal yang ada ditenggorokan," jelas Samsuridjal. Kuman komensal, lanjutnya, memang tidak menimbulkan penyakit akan tetapi membawa kuman.
Kabar menggembirakan lainnya adalah vaksin penyakit meningokokus jenis baru ini sudah memiliki sertifikat halal dari MUI dan memiliki izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
"Sebagai syarat wajib untuk vaksin baru, keamanan vaksin juga sudah diteliti," tambah Julitasari. "Keamanannya setara dengan vaksin lain sejenis. Khusus untuk vaksin meningitis meningokokus terkonjugasi telah diteliti pada penelitian yang melibatkan lebih dari 6 ribu pasien," urai Julitasari.
Bergandengan dengan pemerintah, pihak produsen vaksin memastikan ketersediaan vaksin akan mencukupi kebutuhan. "Kami mendukung upaya pemerintah dengan menjamin ketersediaan vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135 di seluruh tempat pelayanan yang telah ditentukan," ujar Luthfi Mardiansyah, Presiden Direktur Novartis Indonesia.
Samsuridjal juga menyatakan manfaat vaksin ini lebih baik daripada vaksin polasakarida yang dipakai sebelum tahun 2010. "Vaksin ini memiliki respons imun yang lebih baik dan dapat mengurangi kuman komensal yang ada ditenggorokan," jelas Samsuridjal. Kuman komensal, lanjutnya, memang tidak menimbulkan penyakit akan tetapi membawa kuman.
Kabar menggembirakan lainnya adalah vaksin penyakit meningokokus jenis baru ini sudah memiliki sertifikat halal dari MUI dan memiliki izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
"Sebagai syarat wajib untuk vaksin baru, keamanan vaksin juga sudah diteliti," tambah Julitasari. "Keamanannya setara dengan vaksin lain sejenis. Khusus untuk vaksin meningitis meningokokus terkonjugasi telah diteliti pada penelitian yang melibatkan lebih dari 6 ribu pasien," urai Julitasari.
Bergandengan dengan pemerintah, pihak produsen vaksin memastikan ketersediaan vaksin akan mencukupi kebutuhan. "Kami mendukung upaya pemerintah dengan menjamin ketersediaan vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135 di seluruh tempat pelayanan yang telah ditentukan," ujar Luthfi Mardiansyah, Presiden Direktur Novartis Indonesia.
Bisa Dipakai Anak
Kelebihan lain vaksin meningitis meningokokal konjugat ACYW135 ini adalah dapat dipakai oleh mereka yang berusia 11 tahun ke atas. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi orangtua yang mengajak anaknya dalam perjalanan haji atau umrah. "Untuk indikasi 2 - 10 tahun sedang dalam proses registrasi BPOM tapi sudah disetujui FDA (Food and Drug Administration)," tambah Julitasari.
Vaksin meningitis meningokokal konjugat harus disuntikkan pada otot lengan atas. "Jika diberikan bersamaan, berikan di lengan yang lain," tambahnya.
Reaksi lokal pemberian vaksin konjugat antara lain adalah rasa nyeri lokal pada tempat suntikan disertai kemerahan dan pembengkakan. Reaksi sistemiknya antara lain sakit kepala, pening, mual, demam, dan menggigil. Namun efek samping ini umumnya tidak berat dan berlangsung tidak lebih dari dua hari.
Sebagai catatan, beberapa kategori tidak boleh mendapatkan vaksin ini. Misalnya orang yang hipersensitif terhadap komponen dalam vaksin karena akan memunculkan resiko hematoma. Vaksin meningitis meningokokal konjugat juga jangan diberikan pada mereka yang mempunyai gangguan pendarahan, sedang dalam kondisi panas tinggi, akut, dan ibu hamil.
Vaksin meningitis meningokokal konjugat harus disuntikkan pada otot lengan atas. "Jika diberikan bersamaan, berikan di lengan yang lain," tambahnya.
Reaksi lokal pemberian vaksin konjugat antara lain adalah rasa nyeri lokal pada tempat suntikan disertai kemerahan dan pembengkakan. Reaksi sistemiknya antara lain sakit kepala, pening, mual, demam, dan menggigil. Namun efek samping ini umumnya tidak berat dan berlangsung tidak lebih dari dua hari.
Sebagai catatan, beberapa kategori tidak boleh mendapatkan vaksin ini. Misalnya orang yang hipersensitif terhadap komponen dalam vaksin karena akan memunculkan resiko hematoma. Vaksin meningitis meningokokal konjugat juga jangan diberikan pada mereka yang mempunyai gangguan pendarahan, sedang dalam kondisi panas tinggi, akut, dan ibu hamil.
Influenza dan Pneumokok
Samsuridjal juga menjelaskan dua jenis vaksin lain untuk jamaah haji atau umrah yaitu vaksin influenza dan vaksin pneumokok. "Vaksin influenza di tahun 2011diwajibkan. Sementara vaksin pneumokok saat ini dianjurkan bagi jamaah haji atau umrah," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pemakaian vaksin influenza tak berarti tidak akan terkena influenza. "Tapi, resiko influenza dan penyakit yang menyertai influenza juga berkurang," tambah Samsuridjal. Perlu diketahui bahwa orang yang berusia lebih dari 60 tahun beresiko mengalami komplikasi dan kematian yang berkaitan denagn influenza. "Bisa menimbulkan pneumonia atau batuk-batuk dalam jangka waktu lama," ujar Samsuridjal.
Dua vaksin ini penting sebab umumnya jamaah haji atau umrah berusia lanjut dan sebagian mengidap penyakit kronis. Apalagi penyebab besar kesakitan dan kematian jamaah haji atau umrah adalah penyakit saluran pernapasan. "Lingkungan yang berdesak-desakan dan perjalanan haji atau umrah yang melelahkan bisa mengakibatkan kematian karena influenza di usia 60 tahun ke atas," urainya.
Selain vaksin, penularan penyakit selama bepergian juga bisa dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat. "Menjaga makanan agar tak tertular kuman dan menjaga lingkungan sehat sekaligus jangan terlalu lelah," pungkas Samsurisdjal.
Pemakaian vaksin influenza tak berarti tidak akan terkena influenza. "Tapi, resiko influenza dan penyakit yang menyertai influenza juga berkurang," tambah Samsuridjal. Perlu diketahui bahwa orang yang berusia lebih dari 60 tahun beresiko mengalami komplikasi dan kematian yang berkaitan denagn influenza. "Bisa menimbulkan pneumonia atau batuk-batuk dalam jangka waktu lama," ujar Samsuridjal.
Dua vaksin ini penting sebab umumnya jamaah haji atau umrah berusia lanjut dan sebagian mengidap penyakit kronis. Apalagi penyebab besar kesakitan dan kematian jamaah haji atau umrah adalah penyakit saluran pernapasan. "Lingkungan yang berdesak-desakan dan perjalanan haji atau umrah yang melelahkan bisa mengakibatkan kematian karena influenza di usia 60 tahun ke atas," urainya.
Selain vaksin, penularan penyakit selama bepergian juga bisa dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat. "Menjaga makanan agar tak tertular kuman dan menjaga lingkungan sehat sekaligus jangan terlalu lelah," pungkas Samsurisdjal.
Perhatikan Ruam
Gejala klasik meningitis seperti leher kaku atau ruam baru muncul kurang lebih 13 - 22 jam setelah gejala awal muncul. Di antaranya demam, muntah-muntah, sakit kepala berat, sensitif terhadap cahaya, sangat mengantuk, bingung, dan kejang-kejang. Ruam jenis petechiae yang juga merupakan gejala meningitis. Meski tidak selalu ditemukan pada kasus meningitis tapi ruam harus benar-benar diperhatikan karena termasuk gejala spesifik. Biasanya ruam berwarna kemerahan atau ungu. Tekan ruam tersebut dengan gelas atau tangan, jika warnanya tidak berubah, segera periksakan diri ke dokter.
Sumber : Serba-Serbi Umrah & Haji, Tabloid NOVA edisi 1271/XXV, 2 - 8 Juli 2012