Kunci Ka'bah
Ka’bah memiliki kunci yang selalu bisa dibuka dan ditutup dengannya. Adapun pintu Ka’bah selalu ditutup kecuali pada saat saat tertentu yaitu pada saat pencucian Ka’bah yang dilakukan setahun sekalil. Dan penanggung jawab urusan Ka’bah dipegang oleh putera-putera Syaibah.
Dulu menurut kisahnya, tatkala suku Jurhum melalaikan tugasnya terhadap Ka’bah, Allah mengusir mereka. Kemudian urusan Ka’bah dikuasai oleh Qushaiy bin Kilab. Dialah yang bertanggung jawab atas Ka’bah dan urusan kota Makkah. Kemudian pindah setelah itu ke tangan anaknya Abduddar. Dari Abduddar turun jabatan penanggung jawab Ka’bah kepada anaknya Utsman. Begitulah selanjutnya jabatan ini berpindah turun menurun hingga akhirnya jabatan dipegang oleh Utsman bin Thalhah yang hidup pada zaman Nabi saw.
Dulu menurut kisahnya, tatkala suku Jurhum melalaikan tugasnya terhadap Ka’bah, Allah mengusir mereka. Kemudian urusan Ka’bah dikuasai oleh Qushaiy bin Kilab. Dialah yang bertanggung jawab atas Ka’bah dan urusan kota Makkah. Kemudian pindah setelah itu ke tangan anaknya Abduddar. Dari Abduddar turun jabatan penanggung jawab Ka’bah kepada anaknya Utsman. Begitulah selanjutnya jabatan ini berpindah turun menurun hingga akhirnya jabatan dipegang oleh Utsman bin Thalhah yang hidup pada zaman Nabi saw.
Tatkala Utsman belum masuk Islam, ia selalu membuka pintu Ka’bah setiap hari Senin dan kamis. Pernah sebelum ia masuk islam suatu kali Rasulullah saw dan para sahabatnya datang ke Ka’bah dan ingin masuk ke dalamnya, tapi dicegah oleh Utsman. Lalu beliau berkata dengan santun ”Ya Utsman, suatu saat kunci Ka’bah itu akan berada di tanganku, lalu aku akan berikan kepada orang yang aku kehendaki”. Mendengar perkataan Rasulullah saw, utsman menjawab ”Tentu pada hari itu kaum Quraisy akan binasa dan hina”. Beliau lalu berkata ”Tidak! Bahkan pada saat itu Quraisy akan mejadi mulia”. Lalu beliau masuk ke dalam Ka’bah, dan perkataan beliau sangat menusuk perasaan Utsman dan ia tahu benar bahwa ucapan beliau benar dan pasti akan terjadi.
Suatu hari sebelum penaklukan kota Makkah Rasulullah saw datang ke Makkah untuk melakukan umrah. Utsman bin Thalhah masuk Islam, dan berkeinginan untuk menemui Rasulullah saw, tapi beliau sudah kembali ke Madinah. Kemudian ia berangkat ke Madinah untuk berbai’at kepada Nabi saw dan selanjutnya ia menetap di Madinah sampai penaklukan kota Makkah.
Saat penaklukan kota Makkah beliau meminta kepada Utsman bin Thalhah kunci Ka’bah. akan tetapi Utsman berat untuk menyerahkannya karena ia takut Rasulullah saw memberikannya kepada orang lain. Setelah beliau memintahnya berkali-kali baru konci itu diberikanya. Lalu beliau membuka pintu Ka’bah. kemudian Jibril as turun membawa firman Allah surat an-nisa’: 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”
Atas perintah itu beliau kemudian menyerahkan lagi kunci Ka’bah kepada Utsman bin Thalhah seraya berkata ”Peganglah jabatan mengurus Ka’bah wahai bani Thalhah untuk selama-lamanya. Dan siapa yang merampasnya dari kalian berarti mereka orang Dzalim”
Demikian seterusnya kunci Ka’bah dipegang oleh keluarga Utsman bin Thalhah, dari Utsman ke Syaibah bin Ustman bin Thalhah dan selanjutnya jabatan pemegang kunci Ka’bah berada di tangan putera-putera Syaibah ra.
Suatu hari sebelum penaklukan kota Makkah Rasulullah saw datang ke Makkah untuk melakukan umrah. Utsman bin Thalhah masuk Islam, dan berkeinginan untuk menemui Rasulullah saw, tapi beliau sudah kembali ke Madinah. Kemudian ia berangkat ke Madinah untuk berbai’at kepada Nabi saw dan selanjutnya ia menetap di Madinah sampai penaklukan kota Makkah.
Saat penaklukan kota Makkah beliau meminta kepada Utsman bin Thalhah kunci Ka’bah. akan tetapi Utsman berat untuk menyerahkannya karena ia takut Rasulullah saw memberikannya kepada orang lain. Setelah beliau memintahnya berkali-kali baru konci itu diberikanya. Lalu beliau membuka pintu Ka’bah. kemudian Jibril as turun membawa firman Allah surat an-nisa’: 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”
Atas perintah itu beliau kemudian menyerahkan lagi kunci Ka’bah kepada Utsman bin Thalhah seraya berkata ”Peganglah jabatan mengurus Ka’bah wahai bani Thalhah untuk selama-lamanya. Dan siapa yang merampasnya dari kalian berarti mereka orang Dzalim”
Demikian seterusnya kunci Ka’bah dipegang oleh keluarga Utsman bin Thalhah, dari Utsman ke Syaibah bin Ustman bin Thalhah dan selanjutnya jabatan pemegang kunci Ka’bah berada di tangan putera-putera Syaibah ra.